Gili Labak, Biru, Putih, Jernih, Perfecto!

Dulu waktu aku masih SD, aku cuma belajar kalo Madura itu pulau penghasil garam yang memiliki 4 kota yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep (urut dari Barat ke Timur). Aku masih inget banget nih, udah semacam memori yang ga akan pernah terhapus. Selain itu aku hanya tau Madura dengan soto, sate, dan pakaian daerah pria dengan kaos bergaris horizontal merah-putih. Udah itu aja.
Tapi, seiring berjalannya waktu, makin banyak hal yang kita ketahui dari pulau Madura, apalagi dengan akses yang semakin mudah setelah nyebrang ke pulau Madura bisa dilalui dengan jalur darat. Makin banyak orang yang bisa pergi dari Surabaya ke Madura, makin banyak informasi yang dibawa dari Madura ke Surabaya seperti kuliner dan tempat pariwisatanya.
Bagi yang mau mencicipi liburan di Madura tapi tidak terlalu jauh, bisa mencoba ke bukit Jaddih dan Arosbaya yang ada di Bangkalan terus mampir makan siang di bebek Sinjay yang terkenal itu.
Tapi bagi yang mau lebih dari itu, punya waktu lebih dari sehari untuk berlibur, wajib untuk berkunjung ke Sumenep karena ada pulau-pulau dengan pantai yang terlalu cantik untuk dilewatkan. Sudah sejak beberapa tahun lalu aku lihat foto-foto Gili Labak, pasir putih, langit biru, air yang biru jernih dan kepingin banget buat kesana. Melihat sendiri semua keindahan itu dan membuktikan kalo yang aku lihat di foto itu asli, bukan hasil editan.
Setelah beberapa kali mau berangkat dan batal, akhirnya dengan niat yang sudah terlalu menumpuk, aku pergi jugaaaa.. Untung sekarang udah ada yang namanya open trip, liburan jadi lebih mudah dan murah. Kemarin aku ikut semacam open trip gitu, ga perlu ngumpulin banyak temen dulu biar liburan lebih murah, ga perlu repot naik kendaraan umum atau ribet ngurus tiket dan kapal, cukup daftar (udah banyak banget travel yang bikin open trip semacam ini, bisa cari di Instagram dengan #opentripgililabak), datang ke meeting point yang sudah ditentukan, duduk manis di mobil dan kapal sampai tempat tujuan, senang-senang ikuti jadwal kegiatannya, pulang dengan hati senang deh.
Jadi aku ikut open trip ke Gili Genting dan Gili Labak, berangkat hari Jumat tengah malam dari Surabaya dan sampai di Sumenep sekitar jam 4 pagi. Terus kami siap-siap naik kapal untuk ke pulau Gili Genting - Pantai Sembilan.

Di sini pantainya agak rame dengan hiasan macem-macem mulai dari ayunan, hiasan bunga bentuk hati, kursi dan ranjang kayu yang dihias selambu putih. Cocok banget lah buat yang mau koleksi foto-foto hits. Sebenernya pantainya cantik sih, tapi aku agak salah fokus sama ayunan dll yang memenuhi pantai ini, jadi cantiknya sedikit tertutup (menurutku). Bagi yang kurang puas foto-foto di pantai dan tetap kering, bisa juga main Banana Boat di sini dan nyemplung ke lautnya.


Setelah sarapan dan foto-foto, perjalanan lanjut ke pulau Gili Labak. Perjalanan laut ini lumayan panjang dan menurutku membosankan, sekitar 1,5 jam dengan ombak yang cukup besar sambil terpapar sinar matahari langsung (karena bagian kapal yang terturup sudah penuh) dan saking bosennya aku bisa ketiduran sambil duduk di kapal. Tapi perjalanan panjang di atas kapal itu benar-benar terbayar waktu aku sampai Gili Labak secara langsung.

Saat kapal merapat ke tepi, aku berdiri di atas kapal melihat ke samping kapal dan menemukan air laut yang jernih banget. Ini pantai paling cantik yang pernah aku datangi. Aku memang belum pergi ke banyak pantai, jadi referensiku hanya beberapa pantai di Malang Selatan, beberapa pantai di Kepulauan Seribu dan beberapa pantai di Bali. Tapi semua hal yang menjadi syarat untuk menghasilkan pantai yang cantik itu ada di Gili Labak. Pasir yang putih dan lembut, air laut yang jernih dengan gradasi warna dari biru muda hingga biru tua, saat itu cuaca juga sangat mendukung dengan langit yang biru cerah (meskipun panasnya juga lumayan menyengat, sampai-sampai kayaknya bisa bawa krupuk mentah terus digoreng langsung di atas pasir nih).
Karena panasnya yang bener-bener panas ini, saranku jangan lupa bawa topi, sunblock dan kacamata hitam.


Setelah sampai di pulau Gili Labak, kami berkeliling pulau dan ternyata setiap bagian dari pulau ini beneran indah. Ga perlu khawatir tersesat atau ga bisa balik ke tempat awal karena luas pulau ini hanya sekitar 5 hektar, bahkan ketika aku masih belum puas berkeliling tanpa sadar sudah kembali lagi ke titik awal.

Selesai berkeliling, waktunya snorkeling. Di jadwal sih yang tertulis kita snorkeling di 2 spot, tapi sepertinya ga sempat, akhirnya hanya di 1 spot tapi semua kebagian foto underwater. Ikannya ada banyak banget dan mereka ga takut untuk naik ke permukaan dan mendekat ke para wisatawan, kebanyakan ikan yang kelihatan adalah ikan Zebra. Saranku, bagi kamu yang ingin snorkelingnya lebih menyenangkan, bawa perlengkapan (mask dan snorkel) sendiri, sehingga dari awal kamu sudah memastikan peralatan kamu ok dan bisa snorkeling dengan lebih nyaman.
photo by : @thejournesia
photo by : @thejournesia

Puas berfoto di bawah air, waktunya kembali ke Sumenep, kembali menempuh perjalanan panjang di atas kapal. Sampai di Sumenep langsung kelihatan beda warna airnya lho.

Kalau kata seorang peserta trip, dibandingkan dengan tahun lalu, terumbu karangnya tahun lalu lebih cantik dan berwarna dibandingkan sekarang. Aku jadi berpikir, mungkin dulu perairan di Sumenep juga jernih dan cantik, tapi karena kurang dijaga kebersihannya dan terlalu banyak orang yang beraktivitas di sekitarnya, perairannya jadi semakin kotor. Semoga perairan di Gili Labak dan Gili Genting bisa terus terjaga kebersihan dan kelestarian penghuni di bawah airnya ya.
Bagi yang khawatir tentang toilet atau kamar kecil, tenang saja, di Sumenep, Gili Genting dan Gili Labak sudah tersedia toilet, tapi jangan lupa untuk membawa banyak uang Rp. 2.000,00an karena sistem pembayarannya adalah masukkan uang ke dalam kotak. Jadi ga ada yang bisa kasih uang kembalian kalau nominal uangmu terlalu besar. Katanya di Gili Labak air toiletnya masih air payau, jadi kalau mau mandi dengan air yang benar-benar bersih ga bisa dilakukan di Gili Labak.
Aku masih kepingin kembali lagi ke Gili Labak, tapi untuk menginap sehingga bisa melihat cantiknya sunrise dan sunset di pulau itu. Gili Labak benar-benar mempesona dengan warna (langitnya yang) Biru, (pasirnya yang) Putih dan (airnya yang) jernih. Perfecto lah pokoknya!

Komentar

Posting Komentar